" Dia membiarkan dua lautan mengalir yang keduanya kemudian bertemu,. Antara keduanya ada batas yang tidak dilampaui masing-masing. Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?"
(QS.Arrahman 19-21)

Semua Tentang Kita ...

Sabtu, Januari 03, 2009

Belajar dari sebatang pohon

Oleh wongbanyumas

Setiap hari aku melangkahkan kaki menuju kampusku dan mencoba untuk menuntut ilmu di sana. Kulewati trotoar di sepanjang jalan. Pandangan mata terus mencari objek yang dapat kuamati dan kujadikan bahan pelajaran. Akhirnya mataku tertuju pada objek yang selama ini terabaikan oleh banyak orang. Objek yang tidak pernah mendapatkan tempat di hati orang dan hanya menjadi pemandangan umum yang sudah terlalu biasa. Ya sebuah pohon besar.

Pohon besar yang memberikan sebuah inspirasi dan pelajaran bagiku dalam menghadapi kehidupan dunia yang sangat kejam ini. Perjalanan melalui trotoar tanpa kita sadari sudah melewati begitu banyak pepohonan. Namun selama ini kita belum sadar bahwa begitu banyak hikmah hidup yang dapt kita ambil dari sebatang pohon. Pohon besar seperti akasia, angsana, beringin, atau yang sedang populer yakni trembesi ternyata membawa begitu banyak pelajaran dan hikmah hidup bagi kita yang cermat dan peka terhadap ciptaan Allah SWT.

Ada beberapa pelajaran yang dapat saya ambil ketika sedang merenungi hikmah hidup dari pohon-pohon besar tersebut, antara lain :

1. pohon yang besar berasal dari sebutir biji yang sangat kecil.

Yah pelajaran pertama ini sangat penting bagi kita. Kita yang menginginkan menjadi “orang” harus banyak belajar dari sebatang pohon besar di pinggir jalan. Untuk menjadi sebesar itu sebatang pohon beringin berdiameter enam puluh inci tidak tiba-tiba menjadi besar. Tetapi pohon tersebut menjalani proses yang sangat panjang dan berliku. Paling penting adalah pohon sebesar itu pada awalnya hanyalah sebutir biji yang ukurannya tak lebih dari sebesar tahi lalat. Namun biji kecil tersebut dapat berkembang menjadi pohon yang sangat besar dan menghasilakan begitu banyak buah yang mengandung banyak biji kecil lain.

Perkembangan dari sebutir biji tidak dalam waktu yang singkat tetapi melewati proses panjang. Waktu yang sangat lama akhirnya “membentuk” pohon itu menjadi besar. Begitu banyak halangan dan rintangan yang dihadapi untuk menjadi sebesar sekarang. Hikmah yang dapat kita ambil adalah bahwa untuk menjadi “besar” kita harus melalui proses yang cukup panjang. Justru yang sering terjadi banyak orang yang memiliki orientasi hanya pada hasil dan bukan pada prosesnya. Walhasil ketika menghadapi kegagalan kita akan sakit hati yang luar biasa jika berorientasi pada hasil.

Budaya instan yang selama ini menggerogoti manusia indonesia sudah sangat parah dan kritis. Orang hanya berfikir bagaimana cara untuk mewujudkan suatu keinginan tanpa berfikir bagaimana cara memperolehnya dengan jalan yang benar. Seringkali jalan irasional sering ditempuh untuk mewujudkan keinginan mereka. Padahal jika kita mengorientasikan hidup kita pada prosesnya maka ketika akan mengalami kegagalan kita tidak akan merasakan sakit. Sebab sejak awal kita menginginkan untuk menjalani prosesnya. Begitupun ketika kita mencapai keberhasilan maka kita akan merasakan hal yang luar biasa menyenangkan. Kita akan memperoleh dua hal yakni ilmu dari proses tersebut dan keberhasilan yang kita genggam.

2. semakin tinggi pohon maka makin kencang pula angin yang menerpanya.

Mungkin kalimat ini sudah sangat familiar bagi kita yang sering menghadapi masalah dan curhat dengan orang lain. Orang lain sering menggambarkan bahwa kita harus sekuat pohon yang semakin tinggi pohon tersebut maka cobaan yang menerpa juga semakin besar. Menjadi masalah ketika banyak orang yang tidak tahan ketika menghadapi sebuah ujian dan cobaan. Mereka merasa ujian yang dihadapi menjadi semakin berat. Hal ini lumrah dan wajar jika menghadapi masalah.

Teman wanita saya yang paling bijak pernah berujar bahwa kita menghadapi ujian yang berbeda setiap harinya, dan ujian tersebut akan menjadi semakin berat karena memang kita telah melewati ujian sebelumnya. Karena kita berhasil melewati rintangan yang ringan mengakibatkan kita merasa berat ketika menghadapi masalah baru. Hal ini dapat dianalogikanseperti proses belajar kita di waktu sekolah dasar. Tingkat kesulitan soal antara anak kelas satu sekolah dasar dengan kelas tiga SMP sangat berbeda. Begitu pula dengan hidup kita yang harus melalui kelas dua, tiga, empat dan seterusnya barulah kita mencapai tahap yang kita tuju.

Paling penting dan harus diingat adalah ujian tidak akan pernah berhenti selama bumi masih berputar dan jantung kita masih berdegup. Pilihan kita hanya ada dua kala menghadapi masalah yakni sabar dan tidak sabar. Sabar di sini jangan diartikan sebagai definisi sabar sebagian orang. Sabar di sini bukan berarti diam saja tanpa melakukan apa-apa. Sabar juga dapat ditempuh dengan berusaha yang keras dan gigih setelah itu dilengkapi dengan doa dan ikhtiar pada Allah SWT.

3. tumbuh menjadi besar, kuat, dan berguna bagi kita meskipun diabaikan oleh manusia.

Seringkali kita merasa kesal ketika orang mengabaikan kita dan tidak memperhatikan kita. Hal ini lumrah dan wajar sebab manusia memang sebagai makhluk sosial dan membutuhkan perhatian dari sesamanya. Namun akan berdampak buruk bila kita terlalu berharap pada perhatian orang. Kita akan merasa kecewa ketika tidak ada memperhatikan kita. Layaknya sebuah pohon yang diam membisu kita juga harus memposisikan diri sedemikian rupa. Ketika manusia asyik dengan dunianya dan mengabaikan pohon itu sang pohon tetap tumbuh dan berkembang. Meskipun tidak diperhatikan namun pohon itu tetap tumbuh besar dan terus menaungi dan melindungi manusia kala panas dan hujan.

Belajar bijak dari sebuah pohon kita dapat mengambil intisari bahwa kita tidak selamanya harus tergantung dengan orang lain. Sejak awal kita sudah harus membangun kemandirian diri. Bergantung pada orang lain boleh saja namun jangan berlebihan, karena kita harus menggantungkan harapan kita hanya pada Allah Rabb alam semesta ini.

Patut dicermati bahwa pohon tersebut tidak pernah sakit hati dengan perlakuan manusia. Manusia masih diizinkan untuk berteduh dan mengambil ranting-rantingnya untuk kayu bakar. Inilah sikap yang seharusnya kita contoh dari pohon. Yang sering terjadi adalah kita “ngambek” dengan orang yang mengacuhkan kita. Kita menjadi tidak ramah dan cenderung memusuhi orang itu. Tetapi contohlah pohon yang terus menebarkan cinta dan kasih sayang kepada makhluk yang mungkin pernah menayakitinya.

4. memberikan perlindungan kepada makhluk lain.

Kita cermati setiap pagi ketika matahari baru keluar dari peraduannya dan memancarkan sinar temaram yang lembut di pagi hari. Kicauan burung yang keluar dari sarangnya untuk mencari makan menyadarkan kita. Burung kecil itu baru saja meninggalkan sarangnya yakni sebatang pohon tua yang besar. Pohon tua itu memberikan perlindungan secara Cuma-Cuma kepada burung kecil. Tanpa pernah berfikir bagaimana agar burung membalas budi kebaikan yang ditawarkan oleh si pohon tua. Pohon tua yang tetap terlihat kokoh di usia senjanya itu memberikan perlindungan bagi burung kecil besarta anak-anaknya yang masih lemah dan tidak mampu untuk terbang.

Bahkan yang luar biasa adalah pohon menawarkan makanan berupa serangga kayu yang sangat lezat dan bergizi bagi anak-anak burung. Tidak hanya burung ternyata begitu banyak makhluk hidup yang tinggal di sana atas kebaikan si pohon tua itu. Berbagai macam binatang mulai dari cicak, semut, laba-laba, serangga, lebah, ulat , sampai tupai dan bahkan kera sekalipun ternyata memiliki keterkaitan dan keterikatan dengan pohon. Satu hal yang patut dicermati adalah keikhlasan yang dicontohkan oleh si pohon tua yang tidak pernah mengharapkan balsan.

Lain lagi dengan manusia yang pola pikirnya sudah diracuni dengan pola pikir ekonomis. Bahkan ada adagium sesat “tidak akan ada makan siang gratis hari ini” yang membuat kita selalu berfikir tentang pamrih dan balasan. Cobalah untuk mencontoh pohon besar itu yang ikhlas membantu makhluk lain untuk tetap hidup. Ternyata tanpa mengharap balsanpun hewan tak berakal tersebut ternyata lebih pandai membalas budi dari pada manusia. Lebah turut membantu penyerbukan buah. Burung turut membantu membasmi serangga yang merusak pohon serta menyebarkan biji pohon ke daerah lain. Dan begitu banyak kebaikan yang dilakukan hewan yang ternyata lebih bisa membalas budi dari pada manusia yang dibekali akal fikiran.

5. memberikan manfaat bagi manusia ketika mati.

Kematian bukan akhir segalanya bagi manusia. Setelah kematian kita akan dihadapkan pada kehidupan yang baru. Bagi sebatng pohon demikian pula adanya. Kematian sebuah pohon ditandai dengan semakin banyaknya ranting yang berguguran. Namun kematian bagi sebuah pohon adalah sebagai awal kehidupan baru. Kehidupang yang mungkin belum pernah terbayngkn sebelumnya. Entah menjadi meja, kursi, atau menjadi kayu bakar yang habis oleh jilatan api. Namun satu hal yang patut dicermati bahwa kematian sebatang pohon di satu sisi selalu dihadapkan dengan kemanfaatan dilain sisi.

Belajar dari sebatang pohon tidaklah salah. Selama ini kita sering menganggap keberadaan mereka tidak ada. Akan tetapi jikalau kita cermati sebaik mungkin kita akan temukan rahasia sukses hidup dari sebatang pohon. Demikian hasil renungan saya ketika melihat barisan pepohonan di sepanjang trotoar jalan kampus.

Jumat, Desember 26, 2008

keterangan poto lama niiyy...!!


ya ampun.. gokil bgt ya liat lagi tampang temen2 waktu dulu.. ketawa terus gw ngliatnya,, lucu abis!! ternyata ada yg udah byk berubah, ada yang kayaknya masih sama aja.. hahaha.. ga ngina lo gw,, itu kan artinya lo awet muda, hehehe.. gw juga ga berubah ko.

gw mau jawab permintaan jaki neh buat keterangan poto kelulusan SD dulu.. gw sebutin dari kiri bawah ya! anak cewe yang paling ujung, ampe pojok kanan atas..

ehm, ok mulai..

cewe, dari kiri ke kanan:

annisa nurhikmah (ica), kistiana indah baiduri (kiki), afifah hifdzillah (afifah), novianti putri (putri), silmi kamilah (silmi), sakinah, annisa setiani (sasetiani), annisa fitri (safitri), annisa karimah (sakarimah), mutia ramadhani (mute), jehan.

cowo, dari kiri ke kanan:

yasir, fatur, fauzan, musthofa, ihsan, hasan, zia, jibran, elo (zaky) hwakakakak!!! tampang Looo...), gilang, robi, yardi.

Oke, sekarang tebak2 an..
ada 2 cewe dan 1 cowo yang ga ada di foto itu. termasuk gw..!! siapakah ituuuuuuuu......??????????????????? hahahaha... jawab kalo bisa!
n siapa gw..????


Jumat, Desember 12, 2008

tentang kelangsungan blog ini

ada kalanya tiap orang semangat melakukan sesuatu,
tapi kelemahan atau kemunduran dapat terjadi..

sangat disayangkan ketika blog ini hanya di diamkan begitu saja, padahal ide membuat blog ini tercetus dengan sangat cerdasnya, sebuah ide untuk menyatukan komunitas yang dulu pernah mengukir sejarah bersama dan sudah lama terurai karena kesibukan masing-masing aktor dan aktrisnya.. akhirnya lahirlah blog ini, mau dibiarkan saja atau masih ada orang2 yang mau bernostalgia dengan cerita lampau.. sudah banyak tulisan masuk, namun bukan untuk bercerita tentang kita melainkan menulis tentang opini pribadi, saya sendiri menginginkan bahwa disinilah forum komunikasi kita terjalin dan terikat kembali, dengan berbagai komentar dan ide2 cemerlang untuk kesuksesan kita bersama..

salam dari ku untukmu semua
(kesalahan penulisan EYD murni kesalahan penulis, maapin ya)

Minggu, November 16, 2008

Bangsa yang kehabisan akal sehat

Oleh wongbanyumas

Bangsa yang besar adalah bangsa yang memilki kebudayaan dan peradaban yang tinggi. Sebuah peradaban dalam suatu bangsa ditentukan oleh tingkat kecerdasan dan pendidikan bangsa tersebut. Semakin tinggi kecerdasan suatu bangsa maka akan menghasilkan suatu kebudayaan dengan citarasa yang tinggi. Tengoklah keudayaan mohenjo daro-harappa di India, kebudayaan mesir kuno, kebudayaan suku Aztec di Amazon, serta berbagai kebudayaan lainnya di dunia. Bangsa Indonesia sendiri mempunyai catatan sejarah besar mengenai perkembangan kebudayaannya.

Secara umum kebudayaan besar bangsa Indonesia mencapai puncaknya pada masa kerajaan Hindu-Budha dan pada masa kerajaan Islam nusantara. Pada masa itu bangsa Indonesia mencapai taraf tertinggi dalam pemikiran. Namun seiring perkembangan zaman trend tersebut berubah drastic. Indonesia kini hanyalah Negara “terbelakang” dalam berbagai bidang seperti politik, ekonomi, hukum, sosial, bahkan akhlak sekalipun bangsa ini sudah menjadi yang terbelakang.

Kuatnya arus globalisasi yang menerpa anak bangsa mengakibatkab kelimbungan yang luar biasa. Ibarat seorang petinju yang dihajar dari berbagai sisi Indonesia sudah hampir KO dan terkapar berdarah-darah. Banyaknya nilai asing yang masuk membuat kita semakin kehilangan jatidiri dan identitas sebagai sebuah bangsa. Paling menyedihkan adalah sebagian besar anak bangsa sudah hilang akal sehat. Tekanan ekonomi dan tingginya biaya hidup menciptakan suatu kondisi yang menimbulkan depresi sosial.

Hilangnya akal sehat membuat kita tidak lagi dapat berfikir jernih. Pada era ekonomi yang sulit seperti sekarang banyak orang yang mengharapkan keajaiban instan. Salah satu indikator paling nyata adalah banyaknya iklan “orang pintar” di televisi. Para “orang pintar” alias paranormal (orang yang tidak normal) ini menjual jasanya melalui layanan SMS. Ketik reg spasi mantra, ketik reg spasi weton, ketik reg spasi primbon dan banyak lagi iklan sejenis kiat saksikan di layar kaca kita tiap hari. Jasa yang mereka tawarkan terlihat sangat sepele namun sangat membuai anda. Bayangkan dengan hanya mengetik reg spasi……. Anda akan dituntun untuk mencapai kesuksesan anda. Bahkan ada yang sesumbar akan merubah pola pikir (brain storming) kita agar menjadi orang sukses.

Semudah itukah? Tidak sama sekali. Jangan pernah bayangkan anda sukses hanya karena mengikuti SMS tersebut. “hari ini jangan ngutang” itu bunyi salah satu iklan layanan palsu tersebut. Enak benar mereka mengatur hidup seseorang seolah mereka adalah raja atau bahkan bak tuhan yang mampu menentukan nasib dan mengatur hidup manusia. Kini rasio dan akal kita dipertanyakan. Jangan sampai hanya karena tekanan finansial kita menggadaikan logika dan iman kita untuk hal murahan seperti itu.

Yang patut dicermati dari praktek layanan SMS tersebut adalah bentuk lain dari praktek perdukunan. Sebagai orang Islam saya hanya mencoba mengingatkan saja. Bahwa orang yang mempercayai praktek perdukunan adalah orang yang musyrik alias menyekutukan tuhan. Jika sudah dikategorikan sebagai tindakan syirik maka sudah pasti azab dan siksa yang pedih akan menanti kita. Bahkan Rasulullah sendiri sering melarang kita untuk mempercayai dukun dalam berbagai haditsnya.

Selain dari sudut pandang agama kita juga harus melihat dari aspek finansial. Kita mencoba melakukan hitung-hitungan kasar. Dalam satu hari SMS akan dikirim sebanyak dua kali dengan tarif RP 2.000 per SMS. Berarti dalam satu hari anda menghabiskan uang sebanyak RP 4.000 hanya untuk “konsultasi” singkat macam itu. Maka dalam sebulan anda menghabiskan pulsa sebanyak RP 120.000. Jumlah yang sangat banyak tentunya jika menilik kondisi finansial kebanyakan penduduk Indonesia. Hal ini tentunya hanya menguntungkan para provider. Apa yang anda dapatkan hanyalah SMS sampah yang tidak bermanfaat. Malah yang terjadi adalah kerugian besar bagi anda ketika uang anda terkuras namun janji manis itu tak kunjung datang.

Sebagai bangsa yang besar sudah seharusnya kita semakin dewasa untuk berfikir. Mampu membedakan antara realita dengan buaian mimpi semu belaka. Bukan berarti saya melarang anda untuk jadi pelanggan layanan SMS ajaib tersebut. Tetapi mencoba mengajak anda untuk berfikir cerdas dan jangan gegabah ketika diiming-imingi mimpi semu.